Perjuangan Warga Wuhan yang Terisolir Akibat Corona
CNN Indonesia -- Warga Wuhan dan sejumlah kota di Provinsi Hubei, China hingga kini hidup terisolir lantaran akses keluar dan masuk kota ditutup. Di sisi lain, warga berjuang untuk tetap bertahan hidup di tengah ancaman merebaknya wabah virus corona.
Guo Jing (29), salah satu warga yang berada di Wuhan mengatakan ia hanya menggantungkan diri dengan layanan belanja daring untuk memenuhi kebutuhan hidup. Ia mengatakan tidak ada pilihan lain lantaran tidak bisa keluar rumah.
"Hidup selama sebulan lagi nampaknya bukan sebuah masalah," ujar Guo kepada AFP seraya mengatakan ia memiliki pasokan bahan makanan yang memadai tanpa perlu keluar rumah.
Ia mengaku bukan pasokan makanan yang menjadi kekhawtiarannya. Guo mengatakan hal yang paling dikhawatirkan yakni rendahnya kendali pemerintah karena seluruh kota ditutup dan aktivitas warga dibatasi setiap tiga hari sekali.
Berbeda dengan Guo, Pan Hongsheng mengaku bingung dengan kondisi kota Wuhan yang masih diisolir. Hongseng yang hidup bersama istri dan dua anaknya mengaku bingung memenuhi kebutuhan hidup.
"Saya masih tidak tahu di mana harus membeli barang setelah makanan yang kami nikmati habis," kata Hongseng.
Beberapa lingkungan sejauh ini telah menginisiasi layanan belanja skala besar sehingga supermarket akan mengirimkan ke alamat pemesan. Hanya saja, layanan itu belum bisa dinikmati oleh seluruh warga Wuhan.
"Saya merasa seperti seorang pengungsi karena tidak ada yang peduli. Stok susu untuk anak saya sudah habis. Saya bahkan tidak bisa mengirimkan obat untuk mertua yang berusia 80 tahun dan berada di daerah lain," ujarnya menambahkan.
Sumber:
Komentar
Posting Komentar