Langsung ke konten utama

Kedelai ternyata Bisa Mencegah Obesitas

Orang obesitas akan berisiko lebih tinggi terserang penyakit daripada orang yang berat badannya normal. Untuk itu, obesitas perlu dicegah dengan mengonsumsi makanan yang mengandung nutrisi yang tepat.

Obesitas bisa dicegah dengan mengendalikan berat badan dan mengatur pola makan. Salah satunya dengan mengonsumsi kacang kedelai. Terjadinya obesitas itu karena banyak makan makanan yang mengandung kalori tinggi, lemak jenuh tinggi, dan banyak gula.

"Dari sekian banyak macam jenis kacang, kacang kedelai yang paling banyak dipilih karena kualitas kacang kedelai yang kaya akan protein. Maka dari itu, kedelai disebut dengan The King of Bean sehingga bagus untuk dikonsumsi," kata Prof. Dr. Ir. Made Astawan, MS, seorang ahli kedelai dari departemen ilmu dan teknologi pangan Institut Pertanian Bogor, dalam acara Media dan Blogger Gathering dengan tema Konsumsi Kedelai Dapat Mencegah Obesitas, di The Hook Cafe and Restaurant, Senopati, Jakarta Selatan, Rabu (25/04/2018)


Kacang kedelai disebut makanan sehat karena memiliki berbagai komponen yang terdiri dari gizi dan non gizi. Kandungan gizi seperti lemak tak jenuh atau lemak sehat, karbohidrat, serta kandungan protein yang paling banyak yaitu 38%. Selain itu, kandungan non gizi seperti isoflavon, prebiotik, dll.

Kedelai mengandung serat pangan yang berguna untuk meningkatkan rasa kenyang di perut. Serat pangan akan membuat perut kita akan tetap merasa kenyang dalam waktu lama karena serat pangan tidak gampang dicerna, baik di usus, maupun di lambung.

Sekarang, kacang kedelai sudah banyak diolah menjadi berbagai bentuk. Dari yang bentuknya tradisional seperti tahu, tempe, dan susu bahkan saat ini ada yang membuat dalam bentuk kapsul atau tablet seperti layaknya obat. Untuk kelompok vegetarian, juga dibuatkan dalam bentuk seperti daging yang terbuat dari tepung bahan kedelai.

Sumber: Detik health

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BPOM Umumkan 5 Obat Sirup Terkontaminasi EG di Atas Ambang Aman

Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM) akhirnya mengeluarkan rilis tentang obat sirup yang diduga mengandung cemaran Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) . "Berdasarkan pengecekan dan pengujian secara sampling terhadap 39 bets dari 26 sirup obat sampai dengan 19 Oktober 2022, menunjukkan adanya kandungan cemaran EG yang melebihi ambang batas aman pada 5 (lima) produk," tulis BPOM dalam keterangan tertulis, Kamis (20/10/2022). BPOM juga menyampaikan bahwa sirup obat yang diduga mengandung cemaran EG dan DEG kemungkinan berasal dari 4 (empat) bahan tambahan yaitu propilen glikol, polietilen glikol, sorbitol, dan gliserin/gliserol. Dan ke-empat bahan tersebut bukan bahan yang berbahaya atau dilarang untuk digunakan dalam pembuatan sirup obat. Berikut daftar obat tersebut seperti yang disampaikan BPOM Termorex Sirup (obat demam) Produksi PT Konimex dengan nomor izin edar DBL7813003537A1, kemasan dus, botol plastik @60 ml. Flurin DMP Sirup (obat batu...

Perjuangan Warga Wuhan yang TerisolirAkibat Corona

Perjuangan Warga Wuhan yang Terisolir Akibat Corona   CNN Indonesia -- Warga Wuhan dan sejumlah kota di Provinsi Hubei, China hingga kini hidup terisolir lantaran akses keluar dan masuk kota ditutup. Di sisi lain, warga berjuang untuk tetap bertahan hidup di tengah ancaman merebaknya wabah virus corona . Guo Jing (29), salah satu warga yang berada di Wuhan mengatakan ia hanya menggantungkan diri dengan layanan belanja daring untuk memenuhi kebutuhan hidup. Ia mengatakan tidak ada pilihan lain lantaran tidak bisa keluar rumah. "Hidup selama sebulan lagi nampaknya bukan sebuah masalah," ujar Guo kepada AFP seraya mengatakan ia memiliki pasokan bahan makanan yang memadai tanpa perlu keluar rumah. Ia mengaku bukan pasokan makanan yang menjadi kekhawtiarannya. Guo mengatakan hal yang paling dikhawatirkan yakni rendahnya kendali pemerintah karena seluruh kota ditutup dan aktivitas warga dibatasi setiap tiga har...

Jahe Merah untuk Tingkatkan Sistem Kekebalan Tubuh

Jahe Merah untuk Tingkatkan Sistem Kekebalan Tubuh   Berbagai penelitian memang menyebutkan umbi tanaman jahe merah memiliki fungsi sebagai antiinflamasi dan antioksidan sehingga dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh dari serangan virus maupun bakteri. Jahe merah tersebar hampir di seluruh daerah di Indonesia, seperti di daerah Jawa, Sumatra dan Sulawesi. Misalnya penelitian Swarnalatha Dugasani seperti dikutip dari ncbi.nlm.nih.gov , jahe merah mengandung unsur kimia gingerol dan shogaol yang terbukti memiliki kemampuan untuk meningkatkan kekebalan tubuh supaya tidak terserang penyakit, bakteri dan virus berbahaya. Selain berfungsi sebagai antioksidan, tanaman rimpang bernama latin Zingiber Officinale ini juga berfungsi sebagai antiemetic (antimuntah), antibakteri dan juga peradangan. Kadar gingerol pada jahe merah lebih tinggi dibanding jahe gajah yang ternyata paling sering digunakan masyarakat saat ini. Kadar gingerol yang lebih tinggi, ...