Langsung ke konten utama

Imunisasi Bayi Lengkap

Imunisasi Bayi Lengkap


Imunisasi merupakan tindakan pencegahan yang diberikan pada bayi agar terhindar dari penyakit berbahaya. Imunisasi yang dilakukan dengan memasukkan vaksin yaitu bentuk lemah dari virus atau bakteri penyakit ke dalam tubuh sehingga tubuh membentuk antibodi untuk melawan penyakit merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit berbahaya. Imunisasi dapat mencegah penyakit, cacat lahir dan kematian akibat penyakit berbahaya. Seperti kanker serviks, difteri, hepatitis B, campak, gondok, pertusis (batuk rejan), radang paru-paru, polio, diare rotavirus, rubella dan tetanus.

Vaksin tidak dapat diberikan pada bayi ketika sedang mengalami batuk, pilek dan demam tinggi di atas 38 derajat karena tak berdampak baik pada tubuh bayi usai divaksin. Setelah anak mendapatkan vaksin, biasanya akan diikuti oleh demam yang menunjukkan bahwa tubuh mulai bereaksi dengan bakteri yang dimasukkan dan mulai memproduksi antibodi.

Saat ini di Indonesia masih ada anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi secara lengkap bahkan tidak pernah mendapatkan imunisasi sedari lahir. Hal itu menyebabkan mereka mudah tertular penyakit berbahaya karena tidak adanya kekebalan terhadap penyakit tersebut. Data dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menunjukkan sejak 2014-2016, terhitung sekitar 1,7 juta anak belum mendapatkan imunisasi atau belum lengkap status imunisasinya.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengubah konsep imunisasi dasar lengkap menjadi imunisasi rutin lengkap. Imunisasi rutin lengkap itu terdiri dari imunisasi dasar dan lanjutan. Imunisasi dasar saja tidak cukup, diperlukan imunisasi lanjutan untuk mempertahankan tingkat kekebalan yang optimal.

Adapun jenis-jenis imunisasi yang harus diberikan dapat di lihat dalam artikel berikut :
Imunisasi Yang Harus Diberikan Pada Bayi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BPOM Umumkan 5 Obat Sirup Terkontaminasi EG di Atas Ambang Aman

Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM) akhirnya mengeluarkan rilis tentang obat sirup yang diduga mengandung cemaran Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) . "Berdasarkan pengecekan dan pengujian secara sampling terhadap 39 bets dari 26 sirup obat sampai dengan 19 Oktober 2022, menunjukkan adanya kandungan cemaran EG yang melebihi ambang batas aman pada 5 (lima) produk," tulis BPOM dalam keterangan tertulis, Kamis (20/10/2022). BPOM juga menyampaikan bahwa sirup obat yang diduga mengandung cemaran EG dan DEG kemungkinan berasal dari 4 (empat) bahan tambahan yaitu propilen glikol, polietilen glikol, sorbitol, dan gliserin/gliserol. Dan ke-empat bahan tersebut bukan bahan yang berbahaya atau dilarang untuk digunakan dalam pembuatan sirup obat. Berikut daftar obat tersebut seperti yang disampaikan BPOM Termorex Sirup (obat demam) Produksi PT Konimex dengan nomor izin edar DBL7813003537A1, kemasan dus, botol plastik @60 ml. Flurin DMP Sirup (obat batu...

Perjuangan Warga Wuhan yang TerisolirAkibat Corona

Perjuangan Warga Wuhan yang Terisolir Akibat Corona   CNN Indonesia -- Warga Wuhan dan sejumlah kota di Provinsi Hubei, China hingga kini hidup terisolir lantaran akses keluar dan masuk kota ditutup. Di sisi lain, warga berjuang untuk tetap bertahan hidup di tengah ancaman merebaknya wabah virus corona . Guo Jing (29), salah satu warga yang berada di Wuhan mengatakan ia hanya menggantungkan diri dengan layanan belanja daring untuk memenuhi kebutuhan hidup. Ia mengatakan tidak ada pilihan lain lantaran tidak bisa keluar rumah. "Hidup selama sebulan lagi nampaknya bukan sebuah masalah," ujar Guo kepada AFP seraya mengatakan ia memiliki pasokan bahan makanan yang memadai tanpa perlu keluar rumah. Ia mengaku bukan pasokan makanan yang menjadi kekhawtiarannya. Guo mengatakan hal yang paling dikhawatirkan yakni rendahnya kendali pemerintah karena seluruh kota ditutup dan aktivitas warga dibatasi setiap tiga har...

Jahe Merah untuk Tingkatkan Sistem Kekebalan Tubuh

Jahe Merah untuk Tingkatkan Sistem Kekebalan Tubuh   Berbagai penelitian memang menyebutkan umbi tanaman jahe merah memiliki fungsi sebagai antiinflamasi dan antioksidan sehingga dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh dari serangan virus maupun bakteri. Jahe merah tersebar hampir di seluruh daerah di Indonesia, seperti di daerah Jawa, Sumatra dan Sulawesi. Misalnya penelitian Swarnalatha Dugasani seperti dikutip dari ncbi.nlm.nih.gov , jahe merah mengandung unsur kimia gingerol dan shogaol yang terbukti memiliki kemampuan untuk meningkatkan kekebalan tubuh supaya tidak terserang penyakit, bakteri dan virus berbahaya. Selain berfungsi sebagai antioksidan, tanaman rimpang bernama latin Zingiber Officinale ini juga berfungsi sebagai antiemetic (antimuntah), antibakteri dan juga peradangan. Kadar gingerol pada jahe merah lebih tinggi dibanding jahe gajah yang ternyata paling sering digunakan masyarakat saat ini. Kadar gingerol yang lebih tinggi, ...