Langsung ke konten utama

Ratusan WNI Dari Wuhan JalaniKarantina Di Natuna

Ratusan WNI Dari Wuhan Jalani Karantina Di Natuna

 

Kementerian Kesehatan meminta semua pihak terkait untuk menyiapkan langkah antisipatif setelah ratusan WNI asal Provinsi Hubei, China, nanti kembali ke wilayahnya masing-masing setelah proses observasi berakhir dua pekan lagi.

Seorang pejabat Kemenkes menyatakan dia mengkhawatirkan kondisi psikologis lebih dari 240 orang WNI ketika mereka kembali ke lingkungan sekitar rumahnya, usai mengikuti proses observasi untuk pencegahan penyebaran Virus Corona di Pulau Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, selama dua pekan.

Sekretaris Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Sesditjen P2P) Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto, mengatakan beberapa mahasiswa Indonesia yang sudah dievakuasi mengaku takut ditolak lingkungan sekitar rumah lantaran dianggap sebagai penyebar penyakit.

"Ada loh yang saat perjalanan mengatakan, 'Pak kami gimana setelah ini pulang, kami tidak dianggap sebagai orang yang berpotensi menyebar penyakit?' Ini kan sesuatu yang harus disikapi dengan benar," kata Achmad Yurianto kepada Quin Pasaribu untuk BBC News Indonesia, Minggu (02/02).

"Mereka bukan setumpuk daging dan tulang yang ada penyakitnya. Mereka manusia yang punya jiwa," ujarnya.

Kan nggak salah kalau tetangga salah persepsi terus dia pulang diusir piye?"

"Jadi bagi saya efek psikologis takut pulang dan tidak diterima lingkungan, itu bisa menimbulkan problem lagi."

BBC Indonesia sudah menghubungi sejumlah WNI yang sedang mengikuti proses observasi di Pulau Natuna, namun telepon seluler mereka dimatikan.

Sebanyak 238 warga negara Indonesia yang dievakuasi dari Provinsi Hubei, China, akan menjalan proses karantina selama 14 hari untuk memastikan tidak terjangkit virus corona ketika pulang ke daerah asal.

Selain para mahasiswa, ada lima orang tim aju dan 42 orang yang bertugas menjemput selama proses evakuasi di Wuhan, China, juga akan diobservasi.

Sumber: www.bbc.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BPOM Umumkan 5 Obat Sirup Terkontaminasi EG di Atas Ambang Aman

Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM) akhirnya mengeluarkan rilis tentang obat sirup yang diduga mengandung cemaran Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) . "Berdasarkan pengecekan dan pengujian secara sampling terhadap 39 bets dari 26 sirup obat sampai dengan 19 Oktober 2022, menunjukkan adanya kandungan cemaran EG yang melebihi ambang batas aman pada 5 (lima) produk," tulis BPOM dalam keterangan tertulis, Kamis (20/10/2022). BPOM juga menyampaikan bahwa sirup obat yang diduga mengandung cemaran EG dan DEG kemungkinan berasal dari 4 (empat) bahan tambahan yaitu propilen glikol, polietilen glikol, sorbitol, dan gliserin/gliserol. Dan ke-empat bahan tersebut bukan bahan yang berbahaya atau dilarang untuk digunakan dalam pembuatan sirup obat. Berikut daftar obat tersebut seperti yang disampaikan BPOM Termorex Sirup (obat demam) Produksi PT Konimex dengan nomor izin edar DBL7813003537A1, kemasan dus, botol plastik @60 ml. Flurin DMP Sirup (obat batu...

Perjuangan Warga Wuhan yang TerisolirAkibat Corona

Perjuangan Warga Wuhan yang Terisolir Akibat Corona   CNN Indonesia -- Warga Wuhan dan sejumlah kota di Provinsi Hubei, China hingga kini hidup terisolir lantaran akses keluar dan masuk kota ditutup. Di sisi lain, warga berjuang untuk tetap bertahan hidup di tengah ancaman merebaknya wabah virus corona . Guo Jing (29), salah satu warga yang berada di Wuhan mengatakan ia hanya menggantungkan diri dengan layanan belanja daring untuk memenuhi kebutuhan hidup. Ia mengatakan tidak ada pilihan lain lantaran tidak bisa keluar rumah. "Hidup selama sebulan lagi nampaknya bukan sebuah masalah," ujar Guo kepada AFP seraya mengatakan ia memiliki pasokan bahan makanan yang memadai tanpa perlu keluar rumah. Ia mengaku bukan pasokan makanan yang menjadi kekhawtiarannya. Guo mengatakan hal yang paling dikhawatirkan yakni rendahnya kendali pemerintah karena seluruh kota ditutup dan aktivitas warga dibatasi setiap tiga har...

Jahe Merah untuk Tingkatkan Sistem Kekebalan Tubuh

Jahe Merah untuk Tingkatkan Sistem Kekebalan Tubuh   Berbagai penelitian memang menyebutkan umbi tanaman jahe merah memiliki fungsi sebagai antiinflamasi dan antioksidan sehingga dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh dari serangan virus maupun bakteri. Jahe merah tersebar hampir di seluruh daerah di Indonesia, seperti di daerah Jawa, Sumatra dan Sulawesi. Misalnya penelitian Swarnalatha Dugasani seperti dikutip dari ncbi.nlm.nih.gov , jahe merah mengandung unsur kimia gingerol dan shogaol yang terbukti memiliki kemampuan untuk meningkatkan kekebalan tubuh supaya tidak terserang penyakit, bakteri dan virus berbahaya. Selain berfungsi sebagai antioksidan, tanaman rimpang bernama latin Zingiber Officinale ini juga berfungsi sebagai antiemetic (antimuntah), antibakteri dan juga peradangan. Kadar gingerol pada jahe merah lebih tinggi dibanding jahe gajah yang ternyata paling sering digunakan masyarakat saat ini. Kadar gingerol yang lebih tinggi, ...